Di era digital yang serba cepat, menyampaikan pesan bermakna dalam durasi sangat singkat menjadi tantangan tersendiri. Namun justru dari keterbatasan waktu inilah, muncul ruang bagi kreativitas untuk berkembang lebih dalam dan terarah. Salah satu contohnya adalah proses kreatif di balik pembuatan prompt video sinematik berdurasi 8 detik untuk memperkenalkan website Kabarkota.com, media alternatif berbasis di Yogyakarta. Tidak sekadar promosi, ide ini dirancang untuk menggugah rasa, memperkuat identitas budaya lokal, sekaligus menampilkan wajah modern Yogyakarta secara elegan.
Berawal dari referensi visual sederhana, proses ini berkembang melalui berbagai tahap diskusi, revisi, hingga penajaman arah visual dan narasi. Dengan menggabungkan unsur sinematik, bahasa daerah, serta representasi visual yang kental dengan nuansa Jogja, prompt final berhasil memadukan makna dan estetika dalam waktu yang sangat singkat. Artikel ini akan mengulas secara detail perjalanan dari ide awal, instruksi demi instruksi yang diberikan, hingga terbentuknya prompt akhir yang siap diolah menjadi video yang menyentuh hati.
1. Ide Awal: Gagasan Visual dari Video Referensi
Proses ini dimulai dengan sebuah unggahan video berdurasi pendek. Tujuannya jelas: menganalisis gaya sinematik video tersebut, lalu membuat prompt baru yang menyerupai gaya dan nuansanya.
📌 Perintah awal:
“Analisa video berikut, selanjutnya buatkan alur cerita agar bisa dibuat video yang menyerupai.”
Dari analisis tersebut, dihasilkan skenario awal berupa pria muda berpakaian kantor, berjalan dengan percaya diri, disorot dari belakang, lalu mengucapkan narasi motivatif. Namun kemudian, terjadi beberapa revisi dan pengembangan arah kreatif.
2. Revisi 1: Subjek Diganti Pegawai Wanita
📌 Perintah:
“Subjeknya diganti seorang pegawai wanita.”
Prompt pun disesuaikan. Kini tokoh utama adalah wanita muda, tetap dalam suasana kantor formal dan profesional. Kamera tetap menyorot pergerakan dinamis tokoh utama dari belakang ke depan.
3. Revisi 2: Tambahan Dua Rekan Kerja
📌 Perintah:
“Subjeknya seorang pekerja wanita didampingi dua rekannya, seorang pria tampan dan wanita cantik dengan seragam kantor yang sama.”
Visual prompt diperluas: kini ada tiga karakter, berjalan berdampingan dengan seragam kantor yang seragam. Fokus tetap pada wanita utama, tetapi ada nuansa kebersamaan dan kerja tim.
4. Revisi 3: Aksi Menunjukkan Ponsel
📌 Perintah:
“Pada detik 2-5 tangannya menggenggam handphone ingin menunjukkan aplikasi baru di handphonenya.”
Untuk memberikan konteks digital, ditambahkan aksi wanita utama mengangkat dan menunjukkan smartphone ke kamera, menampilkan antarmuka aplikasi.
5. Revisi 4: Ganti Narasi dengan Bahasa Jawa
📌 Perintah:
“Narasi di detik 2-5 diganti: ‘Jogja kuwi ora mung panggonan, nanging uga rasa lan cerita. Ayo maca Kabarkota.com lan rasakna Jogja kanthi ati.’”
Prompt kini menjadi lebih lokal, berbudaya, dan emosional. Narasi Bahasa Jawa digunakan untuk menggambarkan kedalaman rasa terhadap Yogyakarta dan mengajak pembaca mengenal lebih jauh lewat Kabarkota.com.
6. Revisi 5: Lokasi dan Kostum Tradisional
📌 Perintah:
“Revisi lokasinya di depan Kraton Jogja dengan menggunakan pakaian adat Jogja.”
Prompt mengalami perombakan besar: setting dipindah ke depan Kraton Yogyakarta dan karakter menggunakan pakaian adat Jawa, seperti kebaya dan beskap. Visual kini mengedepankan identitas budaya.
7. Revisi 6: “Kabarkota.com” Tetap dalam Bahasa Indonesia
📌 Perintah:
“Untuk sebutan ‘Kabarkota.com’ tetap diucapkan dalam Bahasa Indonesia.”
Narasi campuran dipertahankan: Bahasa Jawa mengisi seluruh kalimat kecuali “Kabarkota.com” yang diucapkan dengan artikulasi Bahasa Indonesia, untuk menegaskan brand secara jelas.
8. Revisi 7: Aplikasi Diganti Website
📌 Perintah:
“Kabarkota.com app diganti menjadi website kabarkota.com.”
Detail visual diperhalus: tampilan di layar ponsel sekarang bukan lagi aplikasi, melainkan halaman website kabarkota.com, demi akurasi realita dan branding.
💡 Prompt Final (Versi Terakhir)
A cinematic scene in front of the Kraton Yogyakarta during a golden morning. Three individuals — a confident young woman in the center wearing a graceful traditional Javanese kebaya, flanked by a handsome man and a beautiful woman in matching Jogja traditional attire — walk slowly and proudly toward the camera. At second 2, they stop and face forward. The woman in the center steps slightly ahead, lifts her smartphone with elegance, and shows the glowing screen displaying the website kabarkota.com. With calm pride, she speaks in Javanese: “Jogja kuwi ora mung panggonan, nanging uga rasa lan cerita. Ayo maca Kabarkota.com lan rasakna Jogja kanthi ati.” The camera slowly pushes in to a close-up of her warm, sincere smile, with the Kraton’s iconic silhouette in the soft morning light behind her.
🎯 Penutup: Dari Sekilas Ide Menjadi Video Penuh Rasa
Proses ini menunjukkan bagaimana ide awal yang sederhana dapat berkembang menjadi karya sinematik yang utuh dan bermakna. Dengan kolaborasi, revisi, dan eksplorasi nilai lokal, terciptalah prompt final yang mewakili Yogyakarta secara visual, emosional, dan budaya, sekaligus mempromosikan media lokal seperti Kabarkota.com dengan cara yang elegan dan menyentuh hati.